Danau Kaco Lempur Jambi

No comment 2970 views

Pesona Danau Hijau Biru di Hutan TNKS

Pemandangan Danau Kaco dari sisi inlet (dok.TNKS)

Letak
Danau Kaco, dalam wilayah pengelolaan TNKS terletak di Resort Sungai Penuh, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Kerinci, Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Jambi. Secara geografis danau ini terletak di 101.540402 BT dan 2.330258 LS pada ketinggian 1229 mdpl. Lokasinya yang berada pada zona rimba kawasan TNKS membuat obyek daya tarik wisata alam ini tidak memungkinkan untuk dicapai dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jaraknya dari batas akhir akses kendaraan adalah sekitar 10.2695 km. Jarak ini ditempuh dengan melewati kawasan TNKS serta kawasan hutan produksi yang telah dialihkan menjadi kawasan hutan adat hulu air Lempur. Jalur menuju danau Kaco sendiri seperti yang terlihat pada Gambar di bawah ini.

Jalur menuju Danau Kaco (dok.DIP)

Keunikan
Danau kaco sendiri merupakan danau alami yang dicirikan dengan kekhasan warna airnya. Warna air di danau ini adalah cyan atau hijau kebiruan yang sangat jernih dan berkilau di malam hari. Warna air yang unik dan kejernihan danau ini menjadikan kedalaman danau sulit ditebak dan diukur. Sampai saat ini titik terdalam yang berhasil diukur oleh pemandu lokal dari Lempur Mudik adalah 20 m. Suhu air di danau Kaca sendiri cenderung lebih rendah dibandingkan dengan suhu lingkungan di sekitarnya.
Karena keunikan air danaunya banyak peneliti, pemerhati alam, dan wisatawan yang ingin mengetahui sebab dibalik warna cyan jernih danau ini. Pendapat paling ilmiah yang bisa dirangkum dari situs perjalanan, situs pribadi dan wawancara dengan masyarakat adalah karena kandungan mineral tertentu di sedimen danau ini yang menghasilkan pancaran warna cyan. Secara kimia, struktur molekul air sendiri memberikan warna instrinsik biru pada masa air. Warna ini akan terlihat jelas sebanding dengan peningkatan jumlah masa air. Beberapa kandungan kimia seperti kalsium karbonat dan kaolin juga dapat memancarkan warna biru kehijauan. Warna biru alami pada masa air inilah yang dapat menjadi indicator kualitas ekosistem dan daerah aliran sungai. Danau dengan warna kebiruan cenderung lebih atrofik dibandingkan dengan warna lain. Danau dengan warna ini merupakan indikator daerah aliran sungai yang masih terawat dan belum banyak ecological footprint dari manusia yang mempengaruhi kualitas lingkungan di sekitarnya. Namun, danau ini cenderung sedikit dihuni oleh biota air seperti ikan, zooplankton dan fitoplankton. Mengingat kondisi di danau kaco sendiri banyak ditemukan ikan semah (Tor douronensis), hipotesa lain pun muncul. Secara biologi, fitoplankton dan algae dari golongan chlorophyceae, cyanophyceace juga dapat menghasilkan warna biru kehijauan. Sedangkan beberapa organisme dari golongan diatomae dapat memancarkan kilauan keemasan di malam hari. Namun, kebenaran lebih lanjut mengenai alasan dibalik warna cyan dan kiluannya di malam hari pada danau ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

Legenda Danau Kaco
Masyarakat adat Lekuk 50 Tumbi atau masyarakat Lempur sendiri memiliki kepercayaan mengenai warna dan kejernihan danau. Menurut masyarakat, di malam hari sekalipun danau ini akan memancarkan cahaya keemasan dan berkilau sehingga orang yang bermalam disekitarnya tidak membutuhkan penerangan tambahan.
Meskipun cerita atau legenda yang muncul berbeda-beda nama tokoh, namun dari segi cerita sendiri baik hasil wawancara dengan tokoh desa maupun tokoh adat dengan hasil penulusuran melalui media elektronik mengisahkan kisah yang sama. Konon ceritanya, dahulu kala di tanah Lekuk 50 Tumbi ini dipimpin oleh seorang Raja/ Depati yang memiliki putri yang cantik jelita. Karena kecantikan Sang Putri inilah banyak pangeran dan raja yang dating untuk meminang sang putri. Pada saat datang meminang para raja dan pangeran ini membawa hantaran dan hadiah untuk mengambil hati pemimpin Lempur dan putrinya. Kemudian, Sang Raja merasakan dilemma yang sangat besar dalam hatinya. Karena apabila dia salah mengambil keputusan mengenai siapa yang pinangannya diterima, akan menimbulkan peperangan diantara mereka dan menjadikan turinabol situasi Lempur menjadi tidak aman. Sang Raja kemudian mengambil keputusan bahwa kecaantikan putrinya ini merupakan anugrah sekaligus bencana bagi kehidupan masyarakat Lekuk 50 Tumbi. Sang raja akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup putrinya sendiri demi keamanan warganya. Kemudian Raja mencari tempat yang layak untuk peristirahatan putrinya. Pada saat melakukan perjalanan, Raja juga membawa serta semua seserahan/ hantaran yang dibawa oleh pangeran dan raja yang meminang putrinya. Di tengah jalan, raja kemudian membuang seserahan yang berupa intan dan emas ini ke danau. Intan dan emas inilah yang dipercaya masyarakat memberikan warna unik dan kilauan di malam hari pada air di Danau Kaco sampai saat ini.

Potensi Flora

Penelitian mengenai potensi jenis-jenis flora yang menyusun hutan di sepanjang jalur menuju Danau Kaco masih relatif sedikit. Diantara jenis flora yang dapat terdapat disana seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

(DIP)

Beberapa jenis flora yang dapat dijumpai di sepanjang jalur menuju Danau Kaco (dok.DIP)